Aktifitas
Indonesian Climbing Expedition
VISI
Menjadikan tebing pemanjatan Indonesia sebagai kawasan pembentukan pemanjat tangguh berwawasan kebangsaan.
MISI
- Aktif mengasah kemampuan pemanjat tebing Indonesia berkemampuan mumpuni
- Melakukan penjelajahan tebing dalam dan luar wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia
- Mengembangkan kawasan pemanjatan tebing sebagai pusat pendidikan karakter.
Vertical Rescue Indonesia
VISI
Menjadi vertical rescuer yang dapat diandalkan oleh masyarakat.
MISI
- Membentuk jejaring vertical rescue yang handal
- Selalu mengasah kemampuan dan ketrampilan sebagai vertical rescuer
- Menjalin koordinasi aktif dengan berbagai pihak untuk efektifitas dan efisiensi kegiatan vertical rescue
- Memberi manfaat kepada masyarakat dengan ketrampilan vertical rescue.
Simpul Vertical Rescue Indonesia per 19 Oktober 2022 telah ada di lebih dari 42 lokasi.
Panjat Tebing WIsata
VISI
Menjadikan panjat tebing sebagai kegiatan rekreasi yang aman dan menyenangkan untuk seluruh lapisan masyarakat.
MISI
- Mengenalkan panjat tebing kepada semua lapisan masyarakat
- Memfasilitasi kegiatan panjat tebing untuk masyarakat
- Membangun komunitas-komunitas pemanjat dengan berbagai latar belakang: sosial, budaya, usia, agama dan lainnya.
Akademi Panjat Tebing
VISI
Mengembangkan climbing academy yang terus menyebarkan pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan memanjat tebing yang beretika kepada seluruh masyarakat
MISI
- Menyelenggarakan Sekolah Panjat Tebing, Sekolah Vertical Rescue, dan sekolah lain terkait dengan panjat tebing yang semakin berkualitas
- Mengembangkan materi pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
- Memfasilitasi dan memotivasi terbentuknya sejuta pemanjat tebing Indonesia
- Meningkatkan kualitas dan kesejahteraan semua unsur yang ikut membangun dan mengembangkan climbing academy.
Konservasi Tebing Indonesia
VISI
Menjadi penyuara utama bahwa tebing-tebing yang ada di seantero Nusantara lebih bernilai dijadikan tempat untuk melakukan kegiatan panjat tebing.
MISI
- Memotivasi seluruh lapisan masyarakat bahwa tebing-tebing yang berserakan itu adalah titipan dari generasi yang akan datang,
- Memberikan pemahaman kepada pemangku wilayah dan dunia usaha untuk memanfaatkan tebing secara bijaksana,
- Turut aktif mengembangkan model prmbangunan ekonomi yang berkelanjutan dari keberadaan tebing di suatu wilayah.
Sejuta Pemanjat Tebing Untuk Indonesia
"Ambisius banget!", "Gila!". Ya, banyak komentar miring ditujukan untuk proyek Komunitas Panjat Tebing Merah Putih yang satu ini yaitu "Sejuta Pemanjat Tebing untuk Indonesia".
Proyek gila ini dicanangkan setelah tuntasnya Proyek 1.000 Jalur Panjat Tebing untuk Indonesia di Kawasan Pemanjatan Teluk Kabui Raja Ampat Papua Barat 2013 lalu.
Kenapa sih 1.000.000 pemanjat? Kok gak 1.000 atau 10.000 pemanjat aja? Ya, tebing-tebing di Indonesia dari Sabang sampai Merauke sangat banyak. Kalau cuma 1.000 atau 10.000 pemanjat gak akan cukup. Bayangkan, luas tebing yang dapat dipanjat di Kawasan Harau Kab 50 Kota Sumatera Barat saja setelah dihitung setidaknya dibutuhkan waktu minimal 5 tahun untuk dilakukan pembuatan jalur pemanjatan, dan 5 tahun itu pun harus melakukan pembuatan jalur setiap hari dengan asumsi setiap hari bisa membuat 3 jalur. Jadi dalam 5 tahun bisa dibuat sekitar 5.500 jalur pemanjatan dengan tingkat kesulitan beragam. Jika setiap jalur menghabiskan biaya minimal Rp.1 juta, berarti para pemanjat akan memberikan sumbangsih kepada Kawasan Pemanjat Harau sebesar Rp.5.5 miliar. Hahaha...it's impossible guys..ya gak mungkin lah kita melakukan itu berdua atau bertiga.
Jika di Sumbar biaya pembuatan jalur "hanya" Rp.1 juta, maka di Kawasan Teluk Kabui Raja Ampat biaya itu bisa mencapai 2-3 kali lipat..karena tebing-tebing di sana "mengapung" diatas air..dengan biaya sewa perahu untuk bergerak dari tebing-ke-tebing yang diluar pikiran kita yang tinggal di kota besar macam Bandung atau Jakarta..ya karena di sana 1 liter solar 300% lebih mahal dari di Jawa! Jumlah tebingnya lebih banyak lagi..Jika Harau adalah sorga nya pemanjat tebing Indonesia, maka Raja Ampat adalah sorga yang paling tinggi...haha..
Hamparan tebing di seantero Nusantara itu akan tetap teronggok seperti itu atau malah hilang ditelan buldozer jika tidak ada pemanjat tebing yang akan memanfaatkannya. Jika kami melakukannya sendiri, sampai bongkok pun tidak akan tuntas. Ya, kami harus mengajak orang lain. Dan kita yakin dengan 1.000.000 pemanjat lah tebing-tebing itu akan tetap lestari dan menjadi indah. Berangkat dari fakta itu, kita pun mendapat ide untuk mengajak sebanyak orang ke tebing..kata banyak dalam bahasa Indonesia artinya adalah lebih dari 2, maka dipilihlah kata "1.000.000".
Is it possibe? Ya, sangat possible, karena Indonesia saat ini ada 240 juta penduduk. Di awal periode pencanangan gerakan ini, setidaknya kita telah menurunkan ilmu panjat tebing kepada 3.000 pemanjat, dalam waktu tidak lama lagi angka itu bisa menggapai 5.000 pemanjat. Lalu bagaimana merealisasikan 995.000 sisanya? Pertanyaan besar itu akan dijawab dengan konsep pencapaian yang juga besar. Kita percaya bahwa tidak ada yang tidak mungkin. Mari bergabung dengan kami menciptakan 1.000.000 Pemanjat Tebing untuk Indonesia.
Jika kamu punya niat dan nyali untuk bergabung merealisasikan gerakan ini, ayo daftar secara online di menu Kalender/Pelatihan.
Foto: Salah satu tebing utama di Langgeran, DIY
1.000 Jembatan Gantung untuk Indonesia
Gerakan 1.000 Jembatan Gantung untuk Indonesia digagas oleh Komunitas Panjat Tebing Merah Putih, gerakan ini berawal dari kebutuhan warga di beberapa desa yang terbelah oleh sungai yang belum terjangkau oleh pembangunan jembatan permanen dari Pemerintah.
Pada kejadian bencana banjir bandang belum lama ini di wilayah Kabupaten Garut (Jawa Barat) yang memutuskan jembatan kabel baja di kp. Cijambe kecamatan Karang Pawitan, Tim Vertical Rescue berinisiani untuk bergerak membangun jembatan kabel baja menggunakan pengalaman membuat jembatan pada kegiatan pendakian tebing. Menggunakan teknik dan peralatan yang ada hanya dalam waktu 4 (empat) hari jembatan berhasil diselesaikan bersinergi dengan seluruh potensi yang terlibat termasuk TNI dan POLRI, yang membuat kembali terhubungnya 2 (dua) desa terdampak bencana banjir bandang tersebut. Kini masyarakat dapat memanfaatkan jembatan kabel tersebut untuk kegiatan keseharian seperti ke pasar, sekolah atau lainnya.
Jauh sebelum gerakan ini, Tim Vertical Rescue dan Sekolah Panjat Tebing Merah Putih pada 17 Agustus 2015 menyelesaikan pembuatan jembatan tali baja tertinggi se Australia dan Oceania, yaitu di Puncak Cartenz Pyramid, Papua yaitu ketinggian 4884 meter diatas permukaan laut.
Seiring jalannya waktu informasi tentang jembatan kabel baja yang terputus dan rusak di Indonesia terus masuk ke markas Vertical Rescue Indonesia di Bandung, hal ini karena beberapa media menyiarkan kegiatan yang telah kita lakukan beberapa waktu lalu di Kab Garut tersebut. Masyarakat meminta bantuan Tim Vertical Rescue untuk juga membuatkan jembatan kabel yang sama di wilayah mereka. Tentu ini menjadi tugas kita kedepan yang harus diupayakan bersama.
Pada 15 Oktober lalu, kami mendeklarasikan Tim Expedisi 1000 Jembatan Gantung untuk Indonesia dan langsung bergerak ke Kecamatan Pakenjeng, Kab Garut karena ada jembatan yang perlu diperbaiki mengingat kondisinya yang sangat membahayakan. Dalam waktu empat hari Tim Ekspedisi 1000 Jembatan bahu membahu bersama masyarakat berhasil menyelesaikan perbaikan.
Dalam waktu bersamaan dibuatlah tim kecil yang melakukan survey di sungai Cikandang, Cirompang dan beberapa sungai lain, ditemukan beberapa titik yang butuh perbaikan dan jembatan baru.
Hal perlu ditekankan di sini, bahwa kemampuan Tim 1000 Jembatan adalah terbatas pembangunan jembatan sementara untuk lalu lalang pejalan kaki yang sangat dibutuhkan atau untuk keadaan darurat, bukan yang bersifat permanen dari beton. Hal ini perlu disampaikan agar tidak terjadi salah persepsi dari berbagai pihak.
Foto: Jembatan Kabel Menghubungkan kampung Palatar Desa Depok dan Kampung Cihideung Desa Sukamulya, Kecamatan Sindangratu, Kabupaten Garut, Jawa Barat
Ekspedisi 1.000 Jembatan Untuk Indonesia
Ekspedisi 1.000 Jembatan untuk Indonesia adalah kegiatan membantu masyarakat pedesaan terpencil yaitu dengan pembangunan jembatan gantung darurat. Jembatan dibangun menggunakan teknik yang juga digunakan pada kegiatan vertical rescue kami, dan dibuat mengandalkan kabel baja dan tidak menggunakan semen sama sekali!
Ekspedisi ini mempunyai daerah jelajah tidak terbatas, sepanjang ada kebutuhan masyarakat pada jembatan gantung kami akan sekuat tenaga merealisasikannya.
Jembatan gantung yang telah jadi dapat digunakan oleh masyarakat untuk melakukan kegiatan keseharian, namun dengan kapasitas maksimal 3 orang pada saat yang bersamaan. Dengan adanya jembatan gantung masyarakat dapat pergi ke sawah, kebun, sekolah, pasar atau tempat kerja tanpa perlu lagi menuruni arus sungai yang menjadi mustahil jika air sungai sedang tinggi.
Ekspedisi 1.000 Jembatan untuk Indonesia melibatkan seluruh unsur masyarakat dalam pengumpulan dana maupun saat pelaksanaan pembangunan. Jika Anda berminat berpartisipasi membantu pembangunan jembatan gantung jangan segan untuk menghubungi kami. Jika Anda sangat ingin mendonasikan uang agar kami dapat membeli kabel dan peralatan lain, silahkan langsung transfer donasi kamu ke rekening bank kami.
Kalau mau lihat daftar jembatan yang telah kami bentangkan? Silahkan klik link ini.
Jika di desa kamu ada kebutuhan jembatan gantung yang sangat dibutuhkan atau kamu yang punya niat dan minat ikutan kegiatan ini, langsung kontak kami aja. Kita akan bisa membangun lebih banyak jembatan dengan bantuan tenaga, pikiran atau keahlian apapun yang kamu punya. Salam semangat!